Harsen Produsen Ivermectin yang Jadi Sorotan ICW

Nama perusahaan farmasi PT Harsen Laboratories kembali mencuat usai Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan dugaan keterkaitan pejabat publik dalam penggunaan obat Ivermectin untuk menanggulangi covid-19 di Tanah Air.
ICW menyebut ada keterlibatan dua nama, yakni Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dan politikus PDIP Ribka Tjiptaning Proletariyati.
"Perusahaan (PT Harsen Laboratories) punya relasi dengan sejumlah pihak di antaranya dengan politikus dan pejabat publik," ujar Peneliti ICW Egi Primayogha dalam diskusi daring 'Berburu Rente di Tengah Krisis', Kamis (22/7).
Ini merupakan kali kedua perusahaan itu menjadi buah bibir. Sebelumnya, PT Harsen Laboratories juga jadi sorotan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyidak gudang perusahaan.
BPOM menduga perusahaan tersebut melakukan produksi ilegal obat Ivermectin dengan merek dagang Ivermax 12. Polemik berbuntut pada permintaan maaf perusahaan karena mengklaim berlebihan (overclaim) khasiat obat dalam terapi covid-19.
Sebagai catatan, Ivermectin dan Ivermax12 merupakan obat keras yang ditujukan untuk pengobatan cacingan. Pemakaian harus berdasarkan resep dokter.
Lantas perusahaan apa PT Harsen Laboratories sebenarnya?
Mengutip dokumen profil dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM, Harsen Laboratories tergolong dalam usaha industri farmasi dan obat-obatan. Izin usaha dikeluarkan pada 22 April 1971 untuk 75 tahun.
"Bertindak sebagai penggrosir, supplier, leveransier, waralaba, dan commission house, serta kegiatan usaha terkait," bunyi dokumen seperti dikutip pada Jumat (23/7).
Adapun pemilik saham perusahaan tertutup ini tercatat atas nama Harjoseno selaku direktur dan Runi Adinati sebagai komisaris. Keduanya membukukan kepemilikan 50 saham dengan total nilai Rp5 juta per orang.
Namun, pada 4 Oktober 1990, setoran modal ditambah dari Rp10 juta menjadi Rp60 juta. Saham Harjoseno maupun Runi kemudian naik menjadi Rp30 juta per individu.
Kemudian, pada 1999, modal usaha kembali ditambah menjadi Rp860 juta dan kembali bertambah menjadi Rp11 miliar pada 2016 masih atas nama pengurus sama. Seiring dengan ukuran perusahaan yang membesar, jenis usaha kemudian berubah menjadi industri pengolahan barang dan bahan kimia.
Dalam catatan Ditjen AHU Kemenkumham, perusahaan beberapa kali menambah modal usaha dan mengubah kepengurusan perusahaan. Terakhir pada 2019, usaha mencatut Runi dan Harjoseno sebagai direktur dengan kepemilikan saham Rp30,44 miliar dan Runi Adianti sebagai komisaris dengan nilai saham sama.
Sedangkan Haryani selaku pemegang saham sebesar Rp110 juta.
Sementara, menurut situs resmi perusahaan, Harsen Laboratories adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta Selatan sejak berdiri pada 1971. Namun, pada 1985, perusahaan memindahkan lokasi pabrik ke Jalan Raya Bogor KM 24,6, Jakarta Timur.
Perusahaan mengklaim telah mengantongi sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB) untuk setiap produknya. Produk perusahaan berjumlah 200 produk berupa obat injeksi, kapsul, kapsul lunak, tablet, tablet salut selaput, obat cair atau sirup, sirup kering, hingga tetes mata dan tetes telinga.
Berbagai jenis produk itu kemudian diracik menjadi obat terapi kontrasepsi, antipiretika, analgesika, anti inflamasi, obat batuk, anti asma, anti diarea, antasida, dan multivitamin dan mineral.
Lalu, obat anti reumatika, anti hipertensi, anti gangguan pencernaan, hemostatika, anti diabetes, menurunkan kolesterol dan trigliserida, transkuiliser ringan, anti parkinson, anti TB, infertilitas, hingga kortikosteroid.
"Sebagai salah satu produsen farmasi yang utama di Indonesia, Harsen Laboratories memiliki komitmen yang tinggi untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi," tulis Harsen di situs resminya.
Perusahaan mengklaim segala produksinya dilakukan dengan proses dan kualitas yang baik dan sesuai standar keamanan. Begitu juga dengan berbagai laboratorium yang dimiliki, seperti laboratorium pengawasan kualitas, mikrobiologi, kimia dan fisika, hingga pusat dokumentasi.
[Gambas:Video CNN]
(wel/sfr)
0 Response to "Harsen Produsen Ivermectin yang Jadi Sorotan ICW"
Post a Comment